Thursday, August 8, 2013

Inspirational Her

Happy Eid Mubarak ladies and gentlemen!!
Semoga kita bisa kembali fitrah ya, amiiinn ya Rabbal Alamin ~\(^o^)/~

Ada yang mau aku ceritain, lupa kapan tepatnya ini terjadi, tapi ada diantara 10 malam terakhir Ramadhan... Ini kisah tentang seorang nenek.

Kami bertemu di salah satu masjid di dekat rumah, saat salam-salam selesai tarawih.

Biasanya, setelah selesai sholat, para jama'ah khususnya ibu-ibu pada berdiri ramai-ramai, saling salam-salaman cipika-cipiki dst, yak aku juga turut melakukan hal tersebut :3 Saat terhanyut dalam kegiatan itu, sekilas aku lihat si nenek tetap duduk, tidak bangkit dari posisi ia berdoa seusai sholat.

Sampai akhirnya aku salamin separuh ibu-ibu disana, aku lihat lagi si nenek masih seperti semula, yang salaman dengannya juga mungkin hanya sedikit. Tiba-tiba aku sedih, aku melangkah menghampirinya. Aku ulurkan tanganku, bersiap mau menyalamnya, tapi....pandangannya hanya lurus kedepan, aku tidak diacuhkan T_T

Aku masih dalam posisi yang sama dengan hati nelangsa, ketika datang seorang ibu lain mengambil tangan si nenek dan berkata, "nek...ada yang mau salam". si nenek menjawab, "oh iya..dimana.." kemudian ibu tadi meletakkan tangan si nenek ditanganku, aku pun menyalamnya, si nenek mengucapkan terima kasih, membuatku tertegun sejenak.

Saat keluar dari masjid, aku berpapasan dengannya lagi. Ia sedang berjalan jongkok, sendirian meraba-raba lantai, mencari jalan menuju tangga untuk turun dari masjid. Mendadak ada seorang ibu lagi yang menyambut tangannya, membantunya menuruni tangga. Tapi kali ini, si ibu bukan orang asing, si ibu adalah bundaku :D

Seperti biasa, bunda suka mulai pembicaraan dengan orang yang baru dikenal. Tanya-tanya si nenek tinggal dimana, pulang sama siapa, dan sebagainya. Ternyata si nenek tinggal tidak jauh dari masjid, ia berjalan kaki bersama siapa pun yang kebetulan mau berjalan bersamanya ke atau dari masjid.

Ada yang berdesir keras di hatiku. Ya Allah...beliau....buta. Ia tidak bisa melihat dunia, tidak bisa melihat indahnya ornamen masjid tempat kami shalat berjamaah itu, tidak bisa melihat wajah-wajah berseri orang-orang di dalamnya, tidak bisa melihat betapa cantiknya bintang-bintang di langit malam selepas ia keluar dari masjid itu, tidak bisa melihat wajah-wajah bahagia milik anak-anak yang sesekali berlarian dipelataran halaman saat orang tuanya sedang khusyuk saat shalat :" Lantas keluarganya dimana? Membiarkannya terseok-seok sendiri seperti itu...

Esok, esok, dan esoknya lagi, ketika aku kembali tarawih di masjid itu, si nenek selalu ada. Menurut pengakuan ibu yang sering ke masjid bersamanya, memang ia tidak pernah absen, semangat 45 mengerjakan ibadah yang membuat hatinya selalu merekah.

Ya Allah, betapa kurang bersyukurnya aku jika masih bolong-bolong tarawih. Terutama jika bolong-bolongnya karena ada buka puasa bersama dengan berbagai perkumpulan, undangan, disana-sini, dalam rangka ini-itu, hhhh... Tarawih memang ngga wajib, tapi kan cuma ada di bulan Ramadhan, sayang untuk dilewatkan, dapat tambahan kesempatan gini untuk bisa semakin dekat denganNya.

Malu rasanya. Beliau rela bersusah payah dengan segala keterbatasannya, eh aku yang masih muda dan alhamdulillah sehat ini......kenapa ngga kayak gitu :')

Semoga Ramadhan tahun depan masih dapat bertemu, semoga juga beliau senantiasa sehat selalu, bisa tarawih berjama'ah lagi, melihat wajahnya yang teduh lagi, terus menjadi inspirasi untuk selalu bersyukur dan menggunakan seluruh potensi bagi setiap orang yang sering melewatkannya. Amiinn Ya Rabbal Alamin...