Monday, August 18, 2014

RencanaNya Selalu Merdeka-kan Jiwa

Ketika hatimu bergumul risau, tuliskanlah, niscaya akan ada setitik air syurga yang jatuh dan menyublim ke penjuru lainnya sehingga ketenangan itu kembali datang.

Itu yang saya rasakan setelah menulis postingan yang terakhir. Pelan-pelan jadi bisa berfikir lebih jernih lagi, lebih lega :")

Okaiii, kita masuk ke catatan-hati-seorang-calon-istri-dan-calon-ibu (hahaha) yang selanjutnya yah

Dirgahayu Indonesia-ku, Happy 69th Independence Day!!! \(^^)/

Ada yang berbeda diperingatan hari kemerdekaan tahun ini, ada kejutan lagi yang menghiasi sudut-sudut berkabut

Sebagai mahasiswa yang mencintai kampusnya, hihihi, saya selalu hadir di setiap upacara nasional yang diadakan, lebih tepatnya diwajibkan untuk selalu hadir. Sebenarnya ini berhubungan dengan kucuran rupiah yang dipersembahkan setiap tahun dari pemerintah :)))) di kampus ada peraturan, bagi yang Alhamdulillah dapat beasiswa, harus selalu ikut upacara-upacara seperti ini

Siang hari sebelum hari H, masuk sms dari teman saya yang kemarin sama-sama berangkat ke Bandung untuk ikutan Kasep 2014. Ia menginformasikan besok harus datang jam 7.15 dan pakai jaket almamater. Olala, upacara biasanya dimulai jam 8, kenapa kami diminta datang lebih pagi? Ada feeling yang baik nih :")

Ternyata benar, sesampainya di kampus, kami yang katanya total ada 20orang dari berbagai fakultas, yang tidak semuanya saya kenal diberi pengarahan mengenai tempat berbaris dan penghargaan yang akan diberikan. Allahu Akbar! Saya akan berbaris di tempat spesial, di bagian depan, tempat biasanya mahasiswa berprestasi diumumkan, tempat yang sejak saya masih menjadi mahasiswa baru dulu saat pertama kali mengikuti upacara di USU selalu saya lirik-lirik dari kejauhan, tempat yang saya doakan diam-diam dari barisan saya yang biasa bisa menjadi tempat saya disuatu hari, dan kesempatan untuk menempati tempat itu ternyata sungguh nyata, doa saya kembali dikabulkanNya.....

Jadilah itu upacara paling tertib selama saya mengikuti upacara disana :')

Hingga tiba masa pemanggilan nama-nama kami yang ber-20 untuk maju ke depan podium dan memeroleh penghargaan, ternyata ada kejutan lainnya

Kami mendapat tunjangan, uang tunai, yang jumlahnya Alhamdulillah sekaliiiii. Saya langsung teringat kebutuhan-kebutuhan logistik yang begitu banyak untuk keberangkatan pertukaran nanti, sejujurnya saya sedang kesulitan, dan Allah kembali menunjukkan kuasanya, rezeki itu datangnya begitu indah kawan :')

Rektor dan PR3 menyalami kami satu persatu, mengucapkan selamat, mengapresiasi tinta yang telah kami torehkan, memberikan hadiah-hadiah itu, lalu berfoto bersama. Sederhana saja, tapi berhasil menggetarkan hati saya yang teringat ayat ini... ".....Call on Me, I will answer your prayers....."

".....Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu....." (QS. Al Mu'min : 60)

Doa itu nyata. Doa itu senjata :"D


Reuni Tim Psikologi USU untuk Kasep 2014 XD
Terima kasih banyak....ini sangat berarti :')

Bersama mereka yang rindunya udah luarbiasa, tapi kurang poyi :")

Sunday, August 10, 2014

Ada Jeda Bahkan Ketika Mimpi Dijemput Masa

Ada sesuatu yang kurang, ada perasaan yang menghantui saya, ada ketakutan-ketakutan yang membisiki dengan hebohnya

Saya berbeda, tidak sama dengan tekad semasa itu. Saya berbeda, dan saya merasa rindu pada masa masih biasa

Saya rindu dengan masa nyaman menjadi seorang yang....dulu. Berkumpul bersama mereka, diingatkan dengan hal-hal setelah dunia

Bukan itu, mungkin timbul kepengecutan menghadapi apa yang sudah saya minta-minta. Rasanya penuh tanya, rasanya takut, rasanya ragu benarkah ini yang seharusnya

Benarkah saya menjauh? Apakah yang sudah terlewat jauh?

Pengorbanan, pilihan, pagi hingga malam, kebersamaan, menduakan banyak hal, hari yang berbeda, fikiran yang bergumul-gumul, perbandingan-perbandingan, kehampaan, benarkah ini jalan saya?

Mungkinkah setiap orang akan ada pada masa ketika ia mempertanyakan apa yang sudah lama yang ia impikan?

Sebenarnya saya tidak ingin mengakui perasaan ini. Tapi tidak seharusnya dipendam dalam dusta, dan kini waktunya bercerita

Saya tidak sanggup menceritakan dengan jelas, biarlah kode-kode seperti ini membantu melepas sesak di dada.

Saya sudah berbeda, belum jauh, tapi mungkin akan lebih jauh.Tidak apa jika itu baik, tapi bagaimana kalau sampai kehilangan tujuan utama?

Mengingatnya dalam bentuk kata mungkin tidak mustahil, tapi merasakannya lagi, menghirup secercah harapan yang dulu berkobar-kobar

Mungkin saya butuh jeda, Berhenti sebentar dari semua ini. Tapi tidak! Saya bahkan belum melakukan apa-apa, persiapan ini tidak cukup, sama sekali tidak mendekati cukup. Saya malu kenapa begitu lama, miris rasanya.

Ketika diri sendiri memang menjadi tantangan yang utama, ketika bayangan-bayangan menambah bumbu supaya drama semakin seru, ketika setiap hari ada yang kurang berarti, ketika semuanya harus disyukuri tapi kemudian kembali berfikir keras sekali, ketika lupa menjadi resep utama, saya merasa payah

Saya butuh kembali langkah awal dan melihat keadaan sekarang dari masa itu. Saya tahu kemana harus berlari, namun bagaimana caranya terasa begitu jauh. Saya jatuh.

Banyak sekali yang tertunda, banyak sekali niat yang terbengkalai, dan lebih banyak lagi penyesalan-penyesalan yang menghantui diri sendiri. Seakan-akan fikiran-fikiran ini menjadi awan di segala penjuru langit. Saya butuh kembali pada yang seharusnya.