Sunday, August 10, 2014

Ada Jeda Bahkan Ketika Mimpi Dijemput Masa

Ada sesuatu yang kurang, ada perasaan yang menghantui saya, ada ketakutan-ketakutan yang membisiki dengan hebohnya

Saya berbeda, tidak sama dengan tekad semasa itu. Saya berbeda, dan saya merasa rindu pada masa masih biasa

Saya rindu dengan masa nyaman menjadi seorang yang....dulu. Berkumpul bersama mereka, diingatkan dengan hal-hal setelah dunia

Bukan itu, mungkin timbul kepengecutan menghadapi apa yang sudah saya minta-minta. Rasanya penuh tanya, rasanya takut, rasanya ragu benarkah ini yang seharusnya

Benarkah saya menjauh? Apakah yang sudah terlewat jauh?

Pengorbanan, pilihan, pagi hingga malam, kebersamaan, menduakan banyak hal, hari yang berbeda, fikiran yang bergumul-gumul, perbandingan-perbandingan, kehampaan, benarkah ini jalan saya?

Mungkinkah setiap orang akan ada pada masa ketika ia mempertanyakan apa yang sudah lama yang ia impikan?

Sebenarnya saya tidak ingin mengakui perasaan ini. Tapi tidak seharusnya dipendam dalam dusta, dan kini waktunya bercerita

Saya tidak sanggup menceritakan dengan jelas, biarlah kode-kode seperti ini membantu melepas sesak di dada.

Saya sudah berbeda, belum jauh, tapi mungkin akan lebih jauh.Tidak apa jika itu baik, tapi bagaimana kalau sampai kehilangan tujuan utama?

Mengingatnya dalam bentuk kata mungkin tidak mustahil, tapi merasakannya lagi, menghirup secercah harapan yang dulu berkobar-kobar

Mungkin saya butuh jeda, Berhenti sebentar dari semua ini. Tapi tidak! Saya bahkan belum melakukan apa-apa, persiapan ini tidak cukup, sama sekali tidak mendekati cukup. Saya malu kenapa begitu lama, miris rasanya.

Ketika diri sendiri memang menjadi tantangan yang utama, ketika bayangan-bayangan menambah bumbu supaya drama semakin seru, ketika setiap hari ada yang kurang berarti, ketika semuanya harus disyukuri tapi kemudian kembali berfikir keras sekali, ketika lupa menjadi resep utama, saya merasa payah

Saya butuh kembali langkah awal dan melihat keadaan sekarang dari masa itu. Saya tahu kemana harus berlari, namun bagaimana caranya terasa begitu jauh. Saya jatuh.

Banyak sekali yang tertunda, banyak sekali niat yang terbengkalai, dan lebih banyak lagi penyesalan-penyesalan yang menghantui diri sendiri. Seakan-akan fikiran-fikiran ini menjadi awan di segala penjuru langit. Saya butuh kembali pada yang seharusnya.

0 comments: