Andragogi......
Apasih andragogi itu sebenarnya?
Ngintip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Andragogi, Andragogi
adalah proses ketika peserta didik dewasa dilibatkan ke dalam suatu struktur
pengalaman belajar.
Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman yang awalnya memakai istilah
ini pada tahun 1833, dan kemudian dikembangkan oleh seorang pendidik Amerika
Serikat bernama Malcolm Knowles menjadi teori pendidikan orang dewasa.
Asal kata???? Yunani dooong <3
Yakni dari kata "aner", dengan akar kata andr, yang berarti orang
dewasa, dan agogus yang berarti membimbing atau membina.
Knowles mengungkapkan teori tentang andragogi dalam empat postulat
sederhana:
- Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka ikuti (berkaitan dengan konsep diri dan motivasi untuk belajar).
- Pengalaman (termasuk pengalaman berbuat salah) menjadi dasar untuk aktivitas belajar (konsep pengalaman).
- Orang dewasa paling berminat pada pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi langsung dengan pekerjaannya atau kehidupan pribadinya (Kesiapan untuk belajar).
- Belajar bagi orang dewasa lebih berpusat pada permasalahan dibanding pada isinya (Orientasi belajar).
terussss, kalo mau aplikasi, gimana?
ini nihh ;)
Langkah-Langkah Pokok dalam Andragogi
Langkah-langkah pokok untuk mempraktikkan Andragogi
adalah sebagai berikut:
Menciptakan Iklim Pembelajaran yang Kondusif: Ada
beberapa hal pokok yang dapat dilakukan dalam upaya menciptakan dan
mengembangkan iklim dan suasana yang kondusif untuk proses pembelajaran,
yaitu:
1) Pengaturan Lingkungan
Fisik: Pengaturan lingkungan fisik merupakan salah satu unsur dimana
orang dewasa merasa terbiasa, aman, nyaman dan mudah. Untuk itu perlu dibuat
senyaman mungkin:
- Penataan dan peralatan hendaknya disesuaikan dengan kondisi orang dewasa;
- Alat peraga dengar dan lihat yang dipergunakan hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik orang dewasa;
- Penataan ruangan, pengaturan meja, kursi dan peralatan lainnya hendaknya memungkinkan terjadinya interaksi sosial.
2) Pengaturan Lingkungan
Sosial dan Psikologi: Iklim psikologis hendaknya merupakan salah satu
faktor yang membuat orang dewasa merasa diterima, dihargai dan didukung.
- Fasilitator lebih bersifat membantu dan mendukung;
- Mengembangkan suasana bersahabat, informal dan santai melalui kegiatan Bina Suasana dan berbagai permainan yang sesuai;
- Menciptakan suasana demokratis dan kebebasan untuk menyatakan pendapat tanpa rasa takut;
- Mengembangkan semangat kebersamaan;
- Menghindari adanya pengarahan dari "pejabat-pejabat" pemerintah;
- Menyusun kontrak belajar yang disepakati bersama.
3) Diagnosis Kebutuhan
Belajar: Dalam andragogi tekanan lebih banyak diberikan pada
keterlibatan seluruh warga belajar atau peserta pelatihan di dalam suatu proses
melakukan diagnosis kebutuhan belajarnya:
- Melibatkan seluruh pihak terkait (stakeholder) terutama pihak yang terkena dampak langsung atas kegiatan itu;
- Membangun dan mengembangkan suatu model kompetensi atau prestasi ideal yang diharapkan;
- Menyediakan berbagai pengalaman yang dibutuhkan;
- Lakukan perbandingan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada, misalkan kompetensi tertentu.
4) Proses Perencanaan:
Dalam perencanaan pelatihan hendaknya melibatkan semua pihak
terkait, terutama yang akan terkena dampak langsung atas kegiatan pelatihan
tersebut. Tampaknya ada suatu "hukum" atau setidak tidaknya suatu
kecenderungan dari sifat manusia bahwa mereka akan merasa 'committed' terhadap
suatu keputusan apabila mereka terlibat dan berperanserta dalam pengambilan
keputusan:
- Libatkan peserta untuk menyusun rencana pelatihan, baik yang menyangkut penentuan materi pembelajaran, penentuan waktu dan lain-lain;
- Temuilah dan diskusikanlah segala hal dengan berbagai pihak terkait menyangkut pelatihan tersebut;
- Terjemahkan kebutuhan-kebutuhan yang telah diidentifikasi ke dalam tujuan yang diharapkan dan ke dalam materi pelatihan;
- Tentukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas di antara pihak terkait siapa melakukan apa dan kapan.
5) Memformulasikan
Tujuan: Setelah menganalisis hasil-hasil identifikasi kebutuhan dan
permasalahan yang ada, langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan yang
disepakati bersama dalam proses perencanaan partisipatif. Dalam merumuskan
tujuan hendaknya dilakukan dalam bentuk deskripsi tingkah laku yang akan
dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas.
6) Mengembangkan Model
Umum: Ini merupakan aspek seni dan arsitektural dari perencanaan
pelatihan dimana harus disusun secara harmonis antara beberapa kegiatan belajar
seperti kegiatan diskusi kelompok besar, kelompok kecil, urutan materi dan lain
sebagainya. Dalam hal ini tentu harus diperhitungkan pula kebutuhan waktu dalam
membahas satu persoalan dan penetapan waktu yang sesuai.
7) Menetapkan Materi dan
Teknik Pembelajaran: Dalam menetapkan materi dan metoda atau teknik
pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
No
|
Asumsi
|
Pedagogik
|
Andragogi
|
1
|
Kosep tentang diri peserta didik
|
Peserta didik digambarkan sebagai seseorang yang bersifat tergantung.
|
Pada umumnya orang dewasa secara psikologis lebih memerlukan pengarahan
diri, walaupun dalam keadaan tertentu mereka bersifat tergantung.
|
2
|
Fungsi Pengalaman peserta didik
|
Di sini pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik tidak besar nilainya,
mungkin hanya berguna untuk titik awal. Oleh karenanya, teknik utama dalam
pendidikan adalah teknik penyampaian yang berupa: ceramah, tugas baca, dan
penyajian melalui alat pandang dengar.
|
Di sini ada anggapan bahwa dalam perkembangannya seseorang membuat alat
penampungan pengalaman yang kemudian akan merupakan sumber belajar yang
sangat bermanfaat, oleh karena itu teknik penyampaian yang utama adalah
eksperimen, percobaan-percobaan di laboratorium, diskusi, pemecahan masalah,
latihan simulasi, dan praktek lapangan.
|
3
|
Kesiapan belajar
|
Seseorang harus siap mempelajari apapun yang dikatakan oleh masyarakat,
dan hal ini menimbulkan tekanan yang cukup besar bagi mereka karena adanya
perasaan takut gagal, oleh karena itu kegiatan belajar harus diorganisasikan
dalam suatu kurikulum yang baku, dan langkah-langkah penyajian harus sama
bagi semua orang.
|
Fungsi pendidik di sini adalah menciptakan kondisi, menyiapkan alat serta
prosedur untuk membantu mereka menemukan apa yang perlu mereka ketahui.
Dengan demikian program belajar harus disusun sesuai dengan kebutuhan
kehidupan mereka yang sebenarnya dan urutan-urutan penyajian harus
disesuaikan dengan kesiapan peserta didik.
|
4
|
Orientasi belajar
|
Kurikulum harus disusun sesuai dengan unit-unit mata pelajaran dan
mengikuti urutan-urutan logis ilmu tersebut , misalnya dari kuno ke modern
atau dari yang mudah ke sulit. Artinya jadwal disusun berdasarkan
keterselesaian nya mata-mata pelajaran yang telah ditetapkan.
|
Belajar harus disusun ke arah pengelompokan pengembangan kemampuan.
Dengan demikian orientasi belajar terpusat kepada kegiatannya. Dengan kata
lain, cara menyusun pelajaran berdasarkan kemampuan-kemampuan apa atau
penampilan yang bagaimana yang diharap kan ada pada peserta didik.
|
Materi pembelajaran hendaknya ditekankan pada pengalaman-pengalaman nyata
dari peserta pelatihan;pembelajaran hendaknya ditekankan pada
pengalaman-pengalaman nyata dari peserta pelatihan;
- Materi pelatihan hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan berorientasi pada aplikasi praktis;
- Metoda dan teknik yang dipilih hendaknya menghindari teknik yang bersifat pemindahan pengetahuan dari fasilitator kepada peserta;
- Metoda dan teknik yang dipilih hendaknya tidak bersifat satu arah namun lebih bersifat partisipatif.
8) Peranan Evaluasi
Pendekatan: evaluasi secara konvensional (pedagogi) kurang
efektif untuk diterapkan bagi orang dewasa. Untuk itu pendekatan ini tidak
cocok dan tidaklah cukup untuk menilai hasil belajar orang dewasa. Ada beberapa
pokok dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar bagi orang dewasa yakni:
- Evaluasi hendaknya berorientasi kepada pengukuran perubahan perilaku setelah mengikuti proses pembelajaran/pelatihan;
- Sebaiknya evaluasi dilaksanakan melalui pengujian terhadap dan oleh peserta pelatihan itu sendiri (Self Evaluation);
- Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan;
- Ruang lingkup materi evaluasi "ditetapkan bersama secara partisipatif" atau berdasarkan kesepakatan bersama seluruh pihak terkait yang terlibat;
- Evaluasi ditujukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan program pelatihan yang mencakup kekuatan maupun kelemahan program;
- Menilai efektifitas materi yang dibahas dalam kaitannya dengan perubahan sikap dan perilaku.
Namun ada juga kelemahan andragogi...
Salah satunya adalah bahwa bagaimana mungkin seorang siswa yang tidak
terlalu memahami tentang luasnya ilmu kemudian dibebaskan memilih apa yang
mereka sukai? Seolah sistem Andragogi hanya sebagai suatu sistem yang
mengembirakan siswanya saja dan melupakan untuk tujuan apa sebenarnya sebuah
pendidikan itu dilakukan? Dan bagaimana pula bisa dilakukan -penjagaan terhadap
ilmu-ilmu yang sudah ada? jika sebuah ilmu tersebut tidak diminati oleh siswa,
tentu saja satu waktu ilmu tersebut akan hilang. Dan bagaimana siswa dibiarkan
memilih jika ada persyaratan kemampuan yang memang mesti dimiliki seandainya
siswa mau belajar ilmu tertentu. Tak mungkinlah siswa SD dibiarkan memilih mata
pelaharan Integral Diferensial sebelum mereka menguasai dulu perkalian, jumlah,
kurang bagi, dll.
Kalau ditarik kesimpulan sih.......
Teori Belajar Adragogi dapat diterapkan apabila diyakini bahwa peserta didik
(siswa-mahasiswa-peserta) adalah pribadi-pribadi yang matang, dapat mengarahkan
diri mereka sendiri, mengerti diri sendiri, dapat mengambil keputusan untuk
sesuatu yang menyangkut dirinya. Andragogi
tidak akan mungkin berkembang apabila meninggalkan ideal dasar orang dewasa
sebagai pribadi yang mengarahkan diri sendiri. Yang menjadi tolok ukur sebuah
kedewasaan bukanlah umur, namun sikap dan perilaku, sebab tidak jarang orang
yang sudah berumur, namun belum dewasa. Memang, menjadi tua adalah suatu
keharusan dan menjadi dewasa adalah sebuah pilihan yang tidak setiap individu
memilihnya seiring dengan semakin lanjut usianya.
Sumber :
0 comments:
Post a Comment