Monday, December 8, 2014

Episode 5 : Minggu, 12 Oktober 2014. Hari Terakhir VOC

Kejadian tadi malam benar-benar menguras emosi. Pada pagi itu.....terbangun dari sekejap lelap, terasa acak-acakan....kacau.

Telat untuk canoeing? Lagi. Sudah pasti.

Setelah siap-siap singkat, waktunya sarapan.....ketemu Charlotte di ruang makan, begitu ramah, begitu baik, begitu membanggakan counterpartnya....semakin merasa bersalah. Mau nangis.......

Selesai sarapan, Emily mengajak bicara bertiga dengan Charlotte, kami berjalan sebentar ke lapangan, dan......kata-kata itu mengalir begitu saja darinya, permintaan switching....dan disetujui. Hatinya begitu besar, bahkan sampai sekarang, ketik menulis ini, masih sulit menahan diri membayangkan bagaimana skenario yang terjadi kalau saja kami tidak switching....

Saat masuk kelas pun tiba. Semua sudah berkumpul, tapi....kak Rihaf hilang! Kami bertiga mencari-cari.....hingga akhirnya bertemu, ternyata ia mengalami diare. Ah, jangan-jangan psikosomasis, stres gara-gara kami :(((

Iya. Saya merasa jahat sekali pada saat itu. Merasa egois. Bahkan Lyanda juga ikut mengakui hal itu, ikut marah atas keputusan yang kami buat. Tapi.....terlanjur sudah...ah...

Hingga kelas mulai lagi, kami dipertemukan oleh salah seorang utusan dari Canada World Youth, Tammy. Ia menjelaskan banyak hal, menyampaikan banyak pesan, dan...memberi kami kenang-kenangan. Gantungan yang bergambar totem, yang setiap totem ada sejarahnya, ada pesan dalam menjalani program ini nantinya....totem punya saya adalah wolf bertuliskan caring karya Phil Gray yang merupakan seorang Tsimshian.

Hostfamily juga diumumkan pada hari itu

Setelah itu ada juga tugas membuat surat yang ditujukan kepada diri sendiri, yang akan dibuka ketika program selesai nantinya....dan materi pun selesai, VOC diujung waktunya.

Pada pertengahan hari, kami packing segera, saya-Emily-Charlotte-kak Rihaf berkumpul berempat, bertukar kembali souvenir yang sudah diberi sebelumnya...Charlotte menyerahkan vest pink kepada saya untuk diberi ke Emily, saya juga memberi sweater pemberiannya lagi, namun ia menolak, simpan saja katanya, ia akan cari benda lain untuk kak Rihaf, berkali-kali saya membujuknya untuk menerima kembali, namun...tetap ia tidak mau...

Setelah semua selesai packing, kami, 36 pemuda yang sudah bersama-sama selama 4 hari ini akan terpisah segera, 2 tim yang berbeda, 2 kota yang 45 menit jauhnya. Nanaimo dan Duncan, sampai jumpa di masa depan mendatang....

Saling berpelukan, melambaikan tangan, satu persatu kaki-kaki kami menaiki mini bus yang sudah siap membawa ke hidup selanjutnya. Hidup yang benar-benar di program, yang akan berbeda dengan camp yang begitu santai dan....segar

Perjalanan pun dimulai....menyusuri hutan-hutan, menuju kota hujan yang penuh kejutan. Selamat tinggal Cowichan Lake....



Perjalanan ini bagaikan dalam buaian, jatuh tertidur memang bagian dari kehidupan =_= Begitu bangun, mini bus sudah sampai di depan Port Theatre, Downtown Nanaimo. Di tempat ini, kami akan bertemu dengan host family. Deg-degan....super! :"D

Sebelum gladiresik menyambut para host families, kami diberi waktu untuk jalan-jalan singkat disekitar, melihat-lihat keadaan kota yang 3 bulan ke depan akan dipahami seluk-beluknya ;)

Singkat cerita, kami sudah kembali lagi ditempat, bersiap-siap...dan muncul di lobby dengan yel-yel Nanaimo-Pulau Kelapa uhu aha andalan, memberi pertunjukan kecil pada para host families, setelah itu dibacakan satu persatu pasangan hostfamily-youths :3

Emily dan saya dijemput oleh hostdad, Jerry Hinbest. Seorang professor sosiologi yang....mirip almarhum bulang :') Duduk bersama sambil makan nasi kari yang sudah disiapkan CWY, saling mengenalkan diri, excited!! 

Doski penasaran dengan salah seorang Indonesian yang menaruh begitu banyak sambal diatas nasi kari-nya, ia pun melakukan hal yang sama, merasa tertantang untuk mencoba. Doski belum tahu pada saat itu bahwa kebanyakan Indonesian adalah pecinta pedas, berbeda dengan mayoritas lidah Canadian, maka sambal di Kanada semuanya terasa tidak cukup pedas untuk kita. Lalu.....tersedak lah ia karena terlalu pedasnya >_< belakangan di hari-hari selanjutnya....ia memang orang lucu, well, banyak melakukan hal yang menyenangkan, mungkin tanpa ia sadari hihihi

Hingga waktunya kami dibawa pulang.....menuju rumah yang asing sama sekali, menjadi bagain dari keluarga yang juga belum pernah diketahui sebelumnya.

Begitu sampai rumah, bertemu hostmom, Jeanne Montemurro. Saat itu beliau sedang tidak enak badan, makanya tidak ikut menjemput kami. Maggie, hostsister kami satu-satunya juga masih belum pulang dari pekerjaannya.

Berkenalan, berpelukan dengan mom, mengobrol berempat di malam pertama itu, ditemani kepulan hangat teh yang disajikan, masih begitu asing dengan keadaan rumah. Bertanya ini itu, memberi tahu tentang kebutuhan Shalat, makanan Halal, dsb. Saya juga bertanya tentang peraturan di rumah, yang menurut senior-senior penting sekali ditanyakan sejak pertama sampai. Jawabannya adalah.....tidak ada. Tidak ada aturan, mereka cukup santai dan simpel :"D

Setelah beberapa jam mengobrol, waktunya tidur... Kamar kami adalah ruangan kecil di sebelah ruang kerja dad, kamar yang rapi dengan jendela kecil dan banyak sekali buku didalamnya, excited ingin baca semuanyaaaa. Namun sudah larut, dan akhirnya malam itu kami tertidur lelap melepas lelah, ditemani begitu banyak fikiran masih berjalan-jalan, mengira-ngira yang akan terjadi selanjutnya.

Episode 6 : http://rhadiatullah.blogspot.co.id/2015/07/senin-13-oktober-2014-canadian.html

0 comments: