Tuesday, April 14, 2015

Alasan Demi Kemajuan

Ah...kembali tersambung akhirnya. Banyak sekali yang ingin saya ceritakan kembali, banyaaaaak sekali. Sanking banyaknya, saya malah mengalihkan apa yang harus dikerjakan, malah menyibukkan pencarian tampilan, oh oh sebelum kembali pada perbincangan, izinkanlah postingan ini diisi hasil dari sejenak membuka data lama dan menemukan kenangan:

Aku mendengar riak tawa laki-laki dan jerit ngeri perempuan dari ruangan ini. Dari sudut paling terang dari bagian lain yang paling gelap. Aku mendengarnya dibawah cahaya, mendengar suara-suara itu beserta suara mesin yang kuduga dibuat pada tahun 2000an. Aku tahu mereka ada diluar sana, di belenggu kelambu malam yang dingin.

Aku sempat beranjak sebentar dari posisi ini untuk berbicara dengan hati orang-orang yang sepi. Dengan gundah mereka terhadap begundal-begundal di hidup. Oh dengan yang teristimewa yang tengah terlelap juga tentu saja.

Ayahku pulang minta dibukakan pintu, ia datang dari perjuangan. Setelah itu aku kembali ke titik ini. Menikmati terang dengan pendingin ruangan diatas kepala. Tiba-tiba aku teringat biola pusaka. Sudah 2 hari kami tiada bersua.

Lalu menyusul suara pintu besi yang terguncang-guncang berlomba dengan suara orang-orang yang semakin ramai dengan batukan pispot kendaraannya. Sejujurnya aku ingin rebah sekarang, menutup mata, melelapkan cinta. Namun telaga masih berantakan diluar sana.

Titik ini, 5 Februari 2013

0 comments: