Motivation
Contoh kasus sebagai
refleksi hasil bentukan belajar motivation,
saya ambil dari kejadian yang sesuai dengan salah satu poin dari teori achivement
motivation, yakni mastery goals.
Tiga tahun belakangan
ini saya mulai les musik di dekat rumah, cabang yang saya ambil adalah biola.
Tempat les saya merupakan sekolah musik yang mengkondisikan seperti sekolah
pada umumnya, yaitu ada ujian kenaikan level setiap tahun. Namun ujian tersebut
tidak wajib.
Selama hampir 3 tahun,
seharusnya saya sudah 3 kali juga mengikuti ujian kenaikan grade. Namun, saya
hanya 1 kali mendaftar untuk mengikutinya, yaitu pada tahun pertama. Mengapa
demikian? Karena berdasarkan pengalaman pada ujian yang pertama, 3 bulan
sebelum hari-H ujian, yang dimainkan, dilatih, disempurnakan setiap masuk les
adalah lagu yang menjadi bahan ujian saja.
Karena hal tersebut,
saya merasa ilmu-ilmu lain, teknik-teknik selanjutnya yang harus segera
dipelajari, malah jadi terhambat karena tertunda dengan pematangan persiapan
ujian. Selain itu, grade tidak menjamin skill dengan pasti. Yang menjadi
motivasi saya adalah kemampuan untuk menguasai secara penuh ilmu tersebut (ini
sebagai mastery goals saya) tanpa
mementingkan grade berapa saya seharusnya. :)
Emotion
Kalau contoh kasus sebagai refleksi hasil
bentukan belajar emotion, saya mengambil contoh rasa sedih
karena sakit saat jatuh dari sepatu roda. Waktu SD dulu, saya pernah terjatuh
karena terpleset di lantai rumah yang licin saat bermain sepatu roda. (Hikmah
penting, bersepatu roda jangan di dalam rumah...)
Apabila melihat dari
sudut pandang James-Lange Theory yang berpendapat bahwa fisiologis dulu lalu
kemudian emosi, maka kejadian yang saya alami tersebut adalah saat saya sakit
karena jatuh dari sepatu roda (secara fisiologis) saya menjadi sedih (secara
emosi).
Namun apabila dikaji
dari Cannon-Bard Theory, maka menjadi berbeda. Rasa sedih (secara emosi)
terjadi karena terjatuh dari sepatu roda (secara fisiologis).
Berbeda lagi dengan Cognitive
Theory yang mengatakan bahwa faktor dari emosi tersebut datang dari stimulus
luar maupun dalam diri. Kalau dalam kasus ini, stimulus luar adalah karena
jatuh dari sepatu roda dan stimulus yang dari dalam diri adalah rasa sakit yang
membawa kesedihan yang datang dari tubuh kita sendiri.
0 comments:
Post a Comment