Saturday, May 5, 2012

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Terharu baca ceritanya mbak Verna Rollins, betapa mulia dan tulus hatinya :”)
 
Strategi yang ia gunakan : mencari tahu apa yang mereka butuhkan, menentukan cara menyediakan kebutuhan itu, dan secara teratur mengevaluasi keberhasilan cara tersebut.

Hmmmm. Ada yang bingung apa yang sedang dibahas ini? Yak, tidak lari dari judul, pasti penasaran kan? Ayo kita kupas tuntas :D

Jadi, pelajar yang “tidak biasa” adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat.

Adapun ketidakmampuan dan gangguan dikelompokkan sebagai berikut :
1.      Gangguan organ indra
2.      Gangguan fisik
3.      Retardasi mental
4.      Gangguan bicara dan bahasa
5.      Gangguan belajar
6.      Attention deficit hyperactivity disorder
7.      Gangguan emosional dan perilaku

1.      Gangguan organ indra
a.      Gangguan penglihatan
   Terdapat sebahagian murid yang menderita gangguan visual serius, yakni murid penderita low vision dan murid buta.
   Jarak pandang anak yang normal adalah 20/20 menurut skala Snellen, sedangkan anak yang menderita low vision memiliki jarak pandang 20/70 dan 20/200 apabila dibantu lensa korektif. Sehingga, anak tersebut dapat membaca apabila tulisan di buku menggunakan huruf yang besar-besar ataupun menggunakan bantuan kaca pembesar.
   Anak yang buta, menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar. Kebanyakan dari mereka buta sejak lahir, namun ada juga yang mulai buta pada tahun-tahun pertama kehidupan. Di Amerika, sudah disediakan  lebih dari 90.000 volume buku audio dan komputer untuk mereka gunakan secara gratis. Hanya tinggal menghubungi 1-800-221-4792. Di Indonesia kapan dong? :)

b.      Gangguan pendengaran
   Ada 2 pendekatan pendidikan yang digunakan kepada mereka, yaitu pendekatan oral (menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading, dan sejenisnya) dan pendekatan manual (dengan bahasa insyarat dan mengeja jari).
   Sekarang, medis dan teknologi sudah semakin maju sehingga bertambah cara-cara berikut ini :
*pemasangan cochlear dengan pembedahan
*menempatkan semacam alat di telinga yang tidak permanen
*sistem hearing aids dan amplifikasi
*perangkat telekomunikasi, teletypewriter-telephone, dan RadioMail.

2.      Gangguan fisik
   Berupa 2 tipe juga, yaitu gangguan ortopedik (seperti gangguan karena cedera di otak -cerebral palsy-) dan gangguan kejang-kejang.
   Gangguan ortopedik berupa keterbatasan gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi.  Dapat disebabkan problem dalam kandungan, menjelang/sesudah kelahiran, atau penyakit/kecelakaan pada masa kanak-kanak.  Anak pengidap ortopedik dapat berfungsi normal kembali dalam kelas dengan bantuan alat adaptif dan teknologi pengobatan.
   Gangguan kejang-kejang paling sering ditemui jenisnya yaitu epilepsi, gangguan saraf yang ditandai serangan terhadap sensorimotor. Berbeda bentuk epilepsinya, namun yang paling umum adalah absent seizures (waktu kurang dari 30 detik namun bisa sampai seratus kali dalam sehari). Ada juga tonic-clonic, dimana anak menjadi hilang kesadaran, kaku, gemetar, dan bertingkah aneh bisa sampai 4 menit.
   Obat anti kejang biasanya efektif mengurangi gejala, namun tidak menghilangkan penyakitnya.

3.      Retardasi mental
   Merupakan kondisi sebelum 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan dan sulit beradaptasi dengan lingkungan sehari-hari. Penyebabnya ialah faktor genetik (down syndrome, fragile x syndrome) dan kerusakan otak (karena infeksi/faktor lingkungan luar). Ada 4 kategori yaitu intermittent, limited, extensive, dan pervasive.

4.      Gangguan bicara dan bahasa
a.      Gangguan artikulasi
Problem dalam pengucapan suara secara benar. Dapat diobati dengan terapi bicara.
b.      Gangguan suara
Ucapan tidak jelas, keras, terlalu kencang, terlalu tinggi, atau terlalu rendah. Dapat dibawa ke spesialin terapi bicara.
c.       Gangguan kefasihan (gagap)
Ucapan anak terbata-bata, jeda panjang, atau berulang-ulang. Kecemasan dapat memperparah keadaan, dianjurkan dibawa ke ahli terapi bicara.
d.      Gangguan bahasa
Berkaitan dengan bahasa reseptif (pemahaman bahasa)  dan bahasa eksepresif (menggunakan bahasa  untuk berekspresi pikiran dan komunikasi).
*kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan
*kesulitan memahami dan mengikuti perintah lisan
*kesulitan mengikti percakapan, terutama yang cepat dan kompleks

5.      Gangguan belajar
Ketidakmampuan dimana anak :
*punya inteligensi normal/diatas rata-rata
*kesulitan pada satu/lebih mata pelajaran
*tidak punya problem lain seperti retardasi mental
Mencakup kondisi yang ada problem mendengar, berkonsentrasi, berbicara, membaca, menulis, menalar, berhitung, atau problem interaksi sosial.
Pertama, diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian pemfokusan intervensi pada peningkatan kemampuan pada anak.

6.      Attention deficit hyperactivity disorder
Ciri-cirinya :
a.      Kurang perhatian
b.      Hiperaktif
c.       Impulsif
Penyebab utama memang masih belum dapat diemukan, namun ada pendapat yang mengatakan bahwa ADHD terjadi karena rendahnya level neurotransmitter, abnormalitas prenatal, dan abnormalital postnatal.  Selain diberi obat, anak dengan ADHD harus dididik bertanggung jawab atas perilakunya.

7.      Gangguan emosional dan perilaku
Adalah problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional. Terapi behavioral berperan penting dalam menghadapinya.

Sekarang kita berpindah ke hal “tidak biasa” yang memukau :D

Anak-Anak Berbakat
Adalah anak dengan kecerdasan diatas rata-rata (IQ 130/lebih) dan punya bakat unggul di beberapa bidang.
Ciri :
a.      Dewasa lebih dini
b.      Belajar menuruti kemauan mereka sendiri
c.       Semangat untuk menguasai

Anak-anak berbakat memang mengagumkan, namun apabila merasa tidak tertantang atau bosan, anak-anak tersebut dapat menjadi sangat buruk. Mulai dari malas, suka bolos, pasif, hingga apatis.

4 pilihan untuk mendidik anak-anak berbakat :
a.      Kelas khusus. Setelah kelas reguler atau saat liburan.
b.      Akselerasi dan pengayaan di kelas reguler.
c.       Program mentor dan pelatihan.
d.      Kerja/studi program pelayanan masyarakat.

Akselerasi merupakan program percepatan sedangkan pengayaan merupakan program pendalaman. Banyak perdebatan mana yang lebih baik diantara mereka.

Kutipan yang menarik menurut saya :
Ellen Winner (1997) mengatakan bahwa sering kali anak-anak berbakat akan terisolasi secara sosial dan tidak mendapat tantangan yang berarti di kelas. Mereka kerap diejek dan dijuluki “kutu buku” atau “orang aneh” (Silverman, 1993).

Asik sekali membaca yang ini :
Mereka kerap diejek dan dijuluki “kutu buku” atau “orang aneh” (Silverman, 1993).

Saya....... dulu, waktu SMA, adalah anak akselerasi ......

Akselerasi adalah masa-masa yang sangat indah.

Ketika orang-orang memandang wah ke rombongan pemakai rompi dan jas berwarna hijau tosca tua, ketika mereka membicarakan anak aksel dengan kagum berlebihan (padahal biasa aja), ketika keributan termaafkan karena faktor umur.

Tapi bukan indah karena itu.

Sama sekali bukan.

Karena teman-teman aneh, yang tidak normal, yang jadi tidak tahu malu kalau bersama mereka, yang fikirannya sering rumit tapi hilang tiba-tiba, yang kata-katanya pedas namun sangat melindungi, yang saling baku hantam tapi juga menjaga, kemampuan-kemampuan tidak biasa yang membuat sebal korban, rencana-rencana luar biasa yang belum semua diwujudkan, pertengkaran-pertengkaran yang akhirnya bisa tertawa, kejutan-kejutan yang membuat mabuk jiwa *haha*, pelajaran-pelajaran yang tergantung mood belajarnya gimana, permainan-permainan dalam kelas, nyanyian-nyanyian seriosa berdinamika piano-forte-piano-forte, percobaan-percobaan aneh dari kepala, main bola sama-sama, persaingan nol-kekeluargaan sejuta, setiap hari selalu ada yang beda.

Dengan mereka, nangis-nangisan itu biasa, ketawa jadi membahana, marah bisa luarbiasa, malu ntah lari kemana, mau cerita pake tatapan mata juga udah terbaca. Mereka sangat istimewa. Berbakat memang, tapi bukan seperti kesan einstein yang difikir orang-orang.

Daripada rajin, lebih sering tidur. Itu yang terjadi. Namun ada juga beberapa yang kecerdasan logikanya, matematika luar biasa, bukan saya pastinya.

Ada yang malas luarbiasa, ada yang berlebihan tak terhingga, ada yang sangat bijaksana, ada yang mak dewasa, ada yang mengamati penuh kontribusi, ada yang dendam seram, ada yang manjanya aduhai, ada yang... ada yang... ada yang... oh tak sanggup, rindu jadinya.

Akselerasi itu percepatan, hemat umur, waktu bersama-sama yang terasa sekejap, ada sedikit penyiksaan juga, serius kalo mau ujian aja *malah ada yang ga pernah serius*, ributnya tiada sangka, banyak cap “aneh”, kadang kalau sama orang luar secara personal malah jadi terlihat bosan, padahal siapa sangka yang sebenarnya ;)
Sudah ah, jadi kabur postingannya XD Lain kali bikin lagi ahhhh tentang mereka :D sekarang sudah dulu, istirahattt \(^o^)/ coming soon yang selanjutnya ;D

0 comments: