Memory
Contoh kasus sebagai refleksi hasil bentukan belajar
memory, saya ambil dari kejadian
sederhana yang sudah cukup lama, yaitu saat pertama kali belajar mengendarai
sepeda. Tepatnya saat saya SD dulu.
Ingatan peristiwa mengenai belajar bersepeda
tersebut masih jelas dibenak saya. Suasana sore hari di masa itu, angin yang
menyapa dengan lembut, orang-orang yang bergantian mengajari saya, dorongan
untuk mencoba seimbang, sakit yang terasa setiap kali jatuh, rasa malu ketika
terpleset di depan teman orang tua saya, pohon yang menjadi korban tabrakan,
rasa lelah, hari-hari berat untuk terus berlatih, hingga rasa bahagia ketika
tiba-tiba sudah bisa mengayuh dan menjalankan sepeda dengan seimbang.
Hal ini dapat saya ingat dengan baik karena
pengolahan informasi tersebut lulus melewati sensory register, kemudian short
term memory, hingga long term memory.
Sensory
register merupakan tahap pertama ketika saya mengalami
kejadian secara langsung. Indra saya beperan besar dalam penerimaan informasi. Kemudian
dengan atensi yang saya berikan, informasi berhasil meluncur ke short term memory dan berlanjut ke versi
lebih tahan lamanya karena proses belajar bersepeda yang terus berulang, yaitu long term memory.
Atensi besar terhadap belajar naik sepeda menjadi
kekuatan yang membuat proses administrasi ingatan menjadi lancar hingga ingatan
tersebut dapat masuk maupun dipanggil kembali dengan mudah.
Selain atensi besar yang mempengaruhi suksesnya
ingatan tersebut masuk le dalam long term
memory, hal tersebut juga merupakan pengetahun-info yang bersifat episodic (terkait kejadian) yang membuat
lebih mudah untuk masuk ke long term
memory maupun untuk kembali diingat.
0 comments:
Post a Comment