Untuk contoh kasus refleksi hasil bentukan belajar dari pembahasan mengenai cognition, language, and inteligence, saya mengambil dari kejadian yang terjadi hampir setahun yang lalu. Yaitu saat saya masih kelas 3 SMA dan bersiap-siap untuk menuju universitas. Saat itu kebetulan saya mendapat kesempatan untuk mengirim data melalui jalur snmptn undangan.
Dalam pembahasan pada sub topik Generating and Evaluating Alternative
Solutions, ada 3 cara dalam penyelesaian masalah. Yaitu dengan trial
and error, algorithms, dan
heuristics.
Saat itu harapan saya adalah menjadi
mahasiswi di Fakultas Psikologi UI. Sebenarnya yang lebih dalam lagi adalah,
saya sangat ingin menjadi mahasiswi UI, sekalipun bukan Fakultas impian saya
yang akan saya jalani.
Dalam memasukkan pilihan universitas tujuan
pada format snmptn undangan, saya dapat mengisi 2 universitas dengan
masing-masing 3 pilihan program studi.
Saya menggunakan metode heuristics dalam memasukkan pilihan saya. Karena memang impian,
maka saya memasukkan Fakultas Psikologi sebagai pilihan pertama program studi
di pilihan universitas saya yang pertama yaitu Universitas Indonesia.
Selain karena memang sebuah impian tersebut,
berdasarkan pengalaman senior tahun-tahun sebelumnya dan passing grade yang ada, saya memasukkan pilihan kedua dan ketiga
program studi di Universitas Indonesia dengan pilihan yang passing grade-nya lebih rendah dari Fakultas Psikologi. Harapan
saya, walaupun tidak lulus di Fakultas
Psikologi, saya tetap dapat menjadi mahasiswi di Universitas Indonesia.
Lalu kemudian, pada pilihan universitas yang
kedua, saya memasukkan pilihan Universitas Sumatera Utara dengan Program Studi
Fakultas Psikologi. Awalnya saya tidak terlalu minat untuk memasukkan pilihan
lain karena bukan impian saya, namun orang tua saya menyarankan memasukkan
pilihan program sudi yang kedua sebagai cadangan. Jadi, saya buat pilihan
pogram studi yang kedua di pilihan universitas yang kedua tersebut dengan
pilihan yang passing grade-nya lebih
rendah dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Lalu, hasil dari metode heuristics tersebut akhirnya keluar. Keberhasilan dalam pemakaian
metode heuristics memang tidak selalu
begitu akurat. Begitu juga dalam kasus saya. Saya tidak lulus di Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia maupun program studi lainnya di Universitas
Indonesia. Namun, saya lulus di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Awalnya saya merasa sangat berduka. Namun
sekarang, setelah menjalani hari-hari menjadi mahasiswi Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara, Alhamdulillah, saya tidak menyesal sama sekali
walau kadang teringat juga impian yang dulu. Mungkin menurut Allah ini yang
terbaik untuk saya, dan saya sangat setuju. Jangan-jangan, metode heurstics dapat memberi hasil yang
memang kita butuhkan dan bukan kita inginkan? :)
0 comments:
Post a Comment