Friday, March 30, 2012

Refleksi Hasil Bentukan Belajar. Contoh Kasus Cognition, Language, and Inteligence


   Untuk contoh kasus refleksi hasil bentukan belajar dari pembahasan mengenai cognition, language, and inteligence, saya mengambil dari kejadian yang terjadi hampir setahun yang lalu. Yaitu saat saya masih kelas 3 SMA dan bersiap-siap untuk menuju universitas. Saat itu kebetulan saya mendapat kesempatan untuk mengirim data melalui jalur snmptn undangan.
 
   Dalam pembahasan pada sub topik Generating and Evaluating Alternative Solutions, ada 3 cara dalam penyelesaian masalah. Yaitu dengan  trial and error, algorithms, dan heuristics.

   Saat itu harapan saya adalah menjadi mahasiswi di Fakultas Psikologi UI. Sebenarnya yang lebih dalam lagi adalah, saya sangat ingin menjadi mahasiswi UI, sekalipun bukan Fakultas impian saya yang akan saya jalani.

   Dalam memasukkan pilihan universitas tujuan pada format snmptn undangan, saya dapat mengisi 2 universitas dengan masing-masing 3 pilihan program studi.

   Saya menggunakan metode heuristics dalam memasukkan pilihan saya. Karena memang impian, maka saya memasukkan Fakultas Psikologi sebagai pilihan pertama program studi di pilihan universitas saya yang pertama yaitu Universitas Indonesia.

   Selain karena memang sebuah impian tersebut, berdasarkan pengalaman senior tahun-tahun sebelumnya dan passing grade yang ada, saya memasukkan pilihan kedua dan ketiga program studi di Universitas Indonesia dengan pilihan yang passing grade-nya lebih rendah dari Fakultas Psikologi. Harapan saya,  walaupun tidak lulus di Fakultas Psikologi, saya tetap dapat menjadi mahasiswi di Universitas Indonesia.

   Lalu kemudian, pada pilihan universitas yang kedua, saya memasukkan pilihan Universitas Sumatera Utara dengan Program Studi Fakultas Psikologi. Awalnya saya tidak terlalu minat untuk memasukkan pilihan lain karena bukan impian saya, namun orang tua saya menyarankan memasukkan pilihan program sudi yang kedua sebagai cadangan. Jadi, saya buat pilihan pogram studi yang kedua di pilihan universitas yang kedua tersebut dengan pilihan yang passing grade-nya lebih rendah dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

   Lalu, hasil dari metode heuristics tersebut akhirnya keluar. Keberhasilan dalam pemakaian metode heuristics memang tidak selalu begitu akurat. Begitu juga dalam kasus saya. Saya tidak lulus di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia maupun program studi lainnya di Universitas Indonesia. Namun, saya lulus di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

   Awalnya saya merasa sangat berduka. Namun sekarang, setelah menjalani hari-hari menjadi mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Alhamdulillah, saya tidak menyesal sama sekali walau kadang teringat juga impian yang dulu. Mungkin menurut Allah ini yang terbaik untuk saya, dan saya sangat setuju. Jangan-jangan, metode heurstics dapat memberi hasil yang memang kita butuhkan dan bukan kita inginkan? :)

0 comments: